1.
Pengorganisasian
- Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah aktivitas menyusun
dan membentukhubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujudsuatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telahditetapkan.
- Teori Organisasi
1. Teori organisasi klasik disebut juga teori
organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, atau teori struktural.
Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya :
(1) prinsip
penetapan tujuan yang jelas
(2) prinsip
kesatuan perintah
(3) prinsip
keseimbangan
(4) prinsip
pendistribusian pekerjaan
(5) prinsip
rentangan pengawasan
(6) prinsip
pelimpahan wawasan
(7) prinsip
departementasi
(8) prinsip
penetapan pegawai yang tepat
(9) prinsip
koordinasi
(10) prinsip
pemberian balas jasa yang memuaskan.
2. Teori Birokrasi
Pada dasarya
teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi
harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian
dan penugasan pekerjaan secara khusus
b. Prinsip
hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
e. Tiap-tiap
tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu
berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip
uniformitas
3. Teori Human Relations
Teori ini
disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori
hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu hubungan
dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan
kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan
secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara
hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam
semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.
4. Teori Organisasi perilaku
Teori ini
disebut merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota
organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya
organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
5. Teori Organisasi Proses
Suatu teori
yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang
tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam
arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan
prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan
Teori ini
beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung
sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga
mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat
dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori
organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas.
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
d. Teori Patnernalisme
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
d. Teori Patnernalisme
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
7. Teori Organisasi Fungsi
Fungsi
adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang
mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan
organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau
manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan
(Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan Keputusan
Teori ini
berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat
disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan
pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat
program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di
tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini
berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan
baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan
situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis
sendiri.
2.
Struktur Organisasi
- Pembagian Kerja
Berikut
ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian
kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
A.
Pembagian
kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau
wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
B.
Pembagian
kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu
kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
C.
Pembagian
kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara
individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
D.
Pembagian
kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian
gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
E.
Pembagian
kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari
hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam
suatu organisasi, yakni:
A.
Jumlah
unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi
tersebut.
B.
Suatu
unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang
lainnya.
C.
Pembentukan
unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi
untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
D.
Secara
garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.
-
Bentuk –
Bentuk Organisasi
1. Organisasi Fungsional
Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional
untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2. Organisasi Fungsional dan Garis
Bentuk organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai
keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang
koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3. Organisasi Komite
Bentuk
organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara
kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board
dengan pluralistic manajement.
4. Oganisasi Garis dan Staff
Suatu bentuk
organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical. Manajer ditempatkan
satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi
hanya sebagai penasehat.
5. Organisasi Matrix
Organisasi
dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang
mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan
dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus
diselesaikan.
3.
Departementasi
-
Departementasi
Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan
fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi.
Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar
departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan,
pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi
dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan
-
Departementasi
Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat
produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini
digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar
organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi
otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
4.
Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk
organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran(hybrid
design). Struktur proyek dan matriks bermaksud untuk
mengkombinasikankebaikan-kebaikan kedua tipe disain fungsional dan divisional
dengan menghindarkankekurangan-kekurangannya.
-
Struktur
organisasi proyek
Departementalisasi proyek menyangkut
pembentukan tim-tim, spesialis, yangdiperlukan untuk mencapai tujuan khusus.
Dimana seorang manajer proyek mempunyaiwewenang memimpin para anggota tim
selama jangka waktu proyek. Bila proyek telahdiselesaikan, tim dibubarkan, dan
para anggota tim kembali ke departemen-departemenfungsional asalnya, sampai ada
proyek baru.
-
Struktur
organisasi matriks
Departementalisasi matriks adalah sama
dengan departementalisasi proyek. Dalamstruktur matriks, para karyawan mempunyai
dua atasan-sehingga mereka berada dibawahdua wewenang
5.
Koordinasi
- Kebutuhan akan koordinasi
Untuk
melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan )dalam
melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam
tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan
sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak
mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi
itu sendiri.
Dengan
koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk
menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan
seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi
dalampelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip
rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan
secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi
saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan
semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat
3 (tiga) macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
1.
Saling ketergantungan yangmenyatu (pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan
organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2.
Saling ketergantungan yangberurutan (sequential interdependece)
Dimana
suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu
sebelumsatuan yang lain dapat bekerja.
3.
Saling ketergantungan timbalbalik (reciprocal interdependence)
Masalah-Masalah Pencapaian Koordinasi Yang Efektif
Empat
tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan
departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W.
Lorch adalah:
A. Perbedaan Dalam Orientasi Terhadap Tujuan
Tertentu
Para
anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka
sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
B. Perbedaan Dalam Organisasi Waktu
Manajer
akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau
dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat
dengan masalah-masalah jangka panjang.
C. Perbedaan Dalam Orientasi Antar Pribadi
Kegiatan
produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar,sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih
santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu
dengan yang lain.
D. Perbedaan Dalam Formalitas Struktur
Setiap
tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan
standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan
untuk balas jasa bagi karyawan.
-
Pendekatan - Pendekatan
untuk Mencapai Koordinasi yang Efektif
Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
a) Mekanisme teknik manajemen dasar
1. Hirarki manajerial.
Rantai
perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab
dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
3. Rencana
dan penetapan tujuan.
Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
b) Meningakatkan koordinasi potensial
Meningkatkan
koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi
menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi
ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
c) Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan
melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem
informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti
pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk
meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan.
-
Mekanisme - Mekanisme Pengkoordinasian
Dasar
a)
Hirarki
manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan
kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas
dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan
dengan pengarahan yang tepat.
b)
Aturan
dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang
dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi
peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
c)
Rencana
dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk
pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap
sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu
lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi
-
Meningkatkan Koordinasi Potensial
Bila
mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam
mekanisme-mekanisme tambahan di perlukan. Koordinasi potensial dapat di
tingkatkan dalam dua cara, vertical dan menyamping (horizontal):
1.Sistem
informasi vertical. Sistem informasi vertical adalah peralatan melalui mana
data disalurkan melewwati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah.
Sistem informasi manajemen telah di kembangkan dalam kegiatan-kegiatan
seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi
yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
2.Hubungan-hubungan
lateral (horizontal), melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan
lateral membiarkan informasi di pertukarkan dan keputusan di buat pada tingkat
hierarki di mna informasi yang di butuhkan ada. Ada beberapa hubungan lateral, yang dapat di perinci
sebagai berikut:
a.
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kerja.
b.
Peranan penghubung, antara yang menanggani komunitas antar departement sehingga
mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c.
Panitia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan
yang di jadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah
khusus.
d.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau manajer
proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat
koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e.Peranan
penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran
oleh satuan-satuan yang di intergrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan
bila posisi pengintergrasian yang di jelaskan pada diatas tiddak secara efektif
mengkoordinasikan tugas tertentu.
5.
Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Bila
mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar tidak mencukupi, koordinasi
potensial dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode-metode di atas. Tetapi
kebutuhan akan koordinasi yang sangat besar dapat menyebabkan kelebihan beban
bahkan memeperluas mekanisme-mekanisme pengkoordinasian. Langkah yang paling
kontruktif yang dapat di ambil dalam menghadapi kasus ini adalah mengurangi
kebutuhan akan koordinasi. Ada dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi,
yaitu:
1. Penciptaan sumber daya-sumber daya
tambahan. Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan
kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau
waktu, tugas di peringan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
2. Penciptaaan tugas-tugas yang dapat
berdiri sendiri.Tehnik ini mengurangi kebutuhan akan
koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan koordinasi. Kelompok tugas
yang dapat berdiri sendiri di serahi suatu tanggung jawab
penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
Sumber (Referensi) :
http://belajarmanagement.wordpress.com/2010/03/01/pedoman-dalam-pembagian-kerja/
http://vivitardyansah.blogspot.com/2010/12/pengertian-pengorganisasian.html
http://ryudi.wordpress.com/2010/12/18/teori-teori-organisasi/
http://dandyadventures.blogspot.com/2011/11/struktur-organisasi-pembagian-kerja-dan.html
Artikel ini bukan hanya memberikan ilmu, namun memberikan kita wacana tambahan tentang apa itu oraganisisasi dan ilmu tentang pengoragnisasian. memudahkan kita juga dalam mencari artikel tentang artikel pengorganisasian =)
BalasHapus